ATMnews.id, Washington – Sebanyak 800 tentara Amerika Serikat (AS) bakal menduduki ladang minyak Suriah. Atas tindakan itu, banyak menuai kecaman. Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump berjanji menarik seluruh pasukan dari Suriah meski tidak menyebutkan jadwalnya.
Pemerintah Bashar al-Assad sebagai penguasa sah Suriah berulang kali menganggap keberadaan pasukan Amerika sebagai pendudukan. Sekutu rezim Assad, Rusia, juga telah mempertanyakan rencana Washington mempertahankan pasukannya di ladang minyak dan menganggap eksploitasi minyak di negara itu sebagai tindakan ilegal.
Sumber-sumber Pentagon mengklaim pasukan AS akan menempati area besar kaya minyak yang membentang 150 km dari Deir ez-Zor ke al-Hasakah.
Salah satu pejabat administrasi Trump dalam kondisi anonim juga mengatakan kepada The Associated Press bahwa sebanyak 800 tentara akan ditempatkan di Suriah, dengan sekitar 600 tentara ditempatkan di wilayah timur laut yang dikuasai Kurdi dan 200 tentara saat ini di al-Tanf.
Senator Tim Kaine, seorang politisi Partai Demokrat asal Virginia, menyebut misi tentara AS itu sudah salah arah.
“Mempertaruhkan nyawa pasukan kita untuk menjaga rig minyak di Suriah timur tidak hanya sembrono, itu juga tidak diizinkan secara hukum,” kata Kaine melansir dari The Associated Press, Jum’ät (8/11/2019).
“Presiden Trump mengkhianati sekutu Kurdi kami yang telah berperang bersama tentara Amerika dalam pertempuran untuk mengamankan masa depan tanpa ISIS, dan sebagai gantinya memindahkan pasukan kami untuk melindungi rig minyak,” lanjutnya.
Senator Kaine juga telah mengajukan keberatan terhadap administrasi Trump soal penggunaan AUMF sebagai dasar untuk perang melawan pemerintah Suriah yang berdaulat. Jenis tindakan itu, menurutnya dan yang politisi lainnya, memerlukan persetujuan Kongres.
Trump sendiri telah berkali-kali mengatakan bahwa AS sedang “menjaga minyak”. Namun Gedung Putih dan Pentagon sejauh ini tidak dapat menjelaskan apa yang ia maksudkan dengan itu. Menteri Pertahanan Mark Esper mengatakan pada hari Jumat bahwa ia “menginterpretasikan” pernyataan Trump yang berarti militer harus menolak akses ISIS terhadap ladang-ladang minyak di Suriah.
Sudah ada beberapa ratus pasukan AS di sekitar Deir el-Zour, dan pasukan tambahan dengan kendaraan lapis baja, termasuk pengangkut infanteri Bradley, yang telah mulai bergerak masuk. (Redaksi)