Ini Pembedanya! Polisi di Miami hingga New York Gelar Solidaritas Tewasnya George Flyod
Solidaritas Polisi untuk Warga Afro-Amerika
ATMNews.id,NEW YORK – Aksi protes tewasnya George Flyod seorang warga keturunan Amerika-Afro masih terjadi. Bahkan menimbulkan bentrok antara polisi dan demonstran.
Tetapi, baru-baru ini kepedulian juga ternyata ditunjukan jajaran personil kepolisian di dua negara bagian Amerika Serikat (AS).
Sebelumnya dikabarkan, George Flyod setelah ditangkap di Minneapollis negara bagian Minesota, AS, sempat mendapat penganiayaan petugas. Dan akhirnya tewas lantaran mengalami luka pada leher karena injakan dari aparat kepolisian setempat.
Tak lama berselang, dampak peristiwa tersebut berujung petaka. Di sejumlah negara bagian di AS terjadi gelombang protes hingga penjarahan. Dalam setiap aksi nyaris dikabarkan adanya bentrok dan penangkapan kepada warga.
Namun kali ini dibuktikan sejumlah personel kepolisian di Miami hingga New York yang menunjukkan solidaritas untuk para demonstran memprotes atas kematian George Floyd.
Dilansir NBC News dan media lokal Miami, WPTV, Senin (1/6/2020) waktu setemoat, sejumlah polisi di wilayah Miami-Dade County menunjukkan aksi empati.
Para polisi ini berlutut bersama para demonstran yang sedang melakukan aksinya secara damai.
Mereka berlutut bersama para demonstran. Bersatu menunjukan rasa solidaritas saat ratusan warga AS sedang menggelar aksi protes di area Coral Gables.
Jika dilihat dan tersebarnya foto yang dibagikan Diasgranados ini bertolak belakang dengan foto-foto aksi protes di berbagai kota lainnya, yang diwarnai pembakaran mobil, penjarahan dan bentrokan antara polisi dan warga AS.
“Sebagai para pemimpin profesi ini, kami (para kepala kepolisian dan komunitas kepolisian) harus melakukan lebih baik dalam meningkatkan pelatihan dan protokol kita, agar upaya-upaya kita untuk membangun dan menjaga kepercayaan masyarakat tidak hilang atau dibayangi,” ucap Diasgranados dalam pernyataannya dilansir WPTV.
Sementara Presiden AS Donald Trump memberikan statmen mengejutkan. Trump sedang mempertimbangkan untuk mengirim pasukan Garda Nasional untuk mengatasi kerusuhan di sejumlah daerah.
Trump menyebut para pengunjuk rasa dengan sebutan “preman” dan mengatakan mereka seharusnya ditembak.
“Kesulitan apa pun dan kami akan mengambil alih kendali tetapi ketika penjarahan dimulai, penembakan dimulai. Terima kasih!” kicaunya di Twitter.
Twitter kemudian menandai kicauan itu dan menyembunyikan teksnya, sebab kicauan seperti itu melanggar aturan dan platform media sosial yang seolah mendukung tindakan kekerasan. (yud/dbs)