Warga AS Protes Pasca Jenderal Iran Tewas Dibunuh Militer AS

Picu Perang di Timur Tengah

ATMnews.id, Washington – Sejumlah demonstran mengecam tindakan militer Amerika Serikat (AS) yang membunuh Jenderal Besar Iran beberapa hari lalu. Menurut mereka, pembunuhan itu memicu kecamuk perang yang semakin parah di Timur Tengah.

Dilansir dari APnews, demonstran membawa spanduk yang menyerukan antiperang. Mereka juga menolak keputusan Trump mengirim ribuan tentara ke Timur Tengah pasca insiden pembunuhan itu terjadi.

Sebagaimana diketahui, beberapa hari lalu Trump menginstruksikan militer AS untuk menyerang wilayah di sekitar Bandara Internasional Irak. Serangan udara itu menewaskan Jenderal Besar Iran, Qassem Soleimani.

AS menyebut Kepala Pasukan Elit Iran Quds itu terlibat dalam serangkaian serangan terhadap AS dan sekutu. Sementara itu, dengan tewasnya Soleimani, Iran berjanji bakal melakukan serangan balasan. Sejumlah pihak pun khawatir bakal terjadi perang besar-besaran antara AS dengan Iran.

Kekhawatiran itu diwujudkan melalui serangkaian aksi demonstrasi di AS. Di Miami misalnya, sekitar 50 pengunjuk rasa berkumpul meneriakkan perdamaian dan antiperang. Mereka menilai, pemhunuhan terhadap Soleimani memicu perang dunia ketiga.

“Tidak ada lagi pembunuhan drone. Kami menginginkan perdamaian sekarang. Dan Apa yang kami inginkan? Damai di Iran,” teriak orator di Miami.

Kemudian, aksi unjuk rasa juga terjadi di Times Square. Ratusan massa yang berkumpul di sana menyuarakan hal yang sama. Mereka khawatir bakal terjadi perang besar pasca terbunuhnya petinggi Iran itu.

Salah seorang pengunjuk rasa, Russell Branca mengatakan, jika kedua negara, yakni AS dan Iran mendeklarasikan perang, maka kehancuran dunia di depan mata.

“Amerika Serikat mencoba menggunakan Irak sebagai perang pengganti. Jika Amerika Serikat dan Iran akan bertarung itu tidak akan berada di Amerika Serikat dan itu tidak akan berada di Iran, itu akan berada di tempat lain. Dan itu hanya gila karena semua ini tidak diperlukan,” tegasnya.

Sementara itu, di Minneapolis, pengunjuk rasa berkumpul di dekat University of Minnesota. Mereka juga membawa spanduk yang mengecam tindakan Trump itu. Di antara mereka adalah Meredith Aby, seorang pemimpin lama Komite Anti-Perang setempat.

Aby mengecam kebijakan Trump yang malah mengirim ribuan tentara pasca terbunuhnya Soleimani. Menurutnya, hal itu hanya menambah keruh suasana di Timur Tengah.

“Kita harus keluar dari Irak, bukan mengirim ribuan tentara lagi. Kita perlu mencoba mendinginkan keadaan dengan Iran, bukan menuangkan bensin ke api,” kata Aby. (Red)

 

Via Redaksi
Disarankan Untuk Anda
Komentar
Loading...