Murid Kuttab Al Fatih Diedukasi Winter Simulation
Deskripsikan Warga Suriah Hidup di Musim Dingin
ATMNews.id, Tangsel- Murid-murid Kuttab Al Fatih mengikuti simulasi musim dingin (winter simulation) dari Aksi Cepat Tanggap (ACT) Tangerang Raya. Di tengah simulasi musim dingin, mereka juga mendapatkan pengetahuan baru mengenai kondisi warga Suriah yang harus hidup seadanya di tengah suhu yang menusuk tulang.
Simulasi yang dilakukan pada Senin (2/3/2020) ini bertujuan untuk memberikan edukasi praktis mengenai musim dingin dan kepedulian terhadap nasib para pengungsi di Suriah. Sekitar 100 murid setara kelas 1 SD mengikuti gelaran ini.
Winter Simulation dilakukan dengan mendirikan tenda kemah berkapasitas 5 orang dan meletakkan sejumlah es batu di dalam tenda agar membuat efek musim dingin. Susunan es batu berlapis bahan anti air sebagai alas tenda. Sebelum masuk ke tenda, Tim ACT Tangerang Raya memakaikan Ice Jacket bagi para murid terlebih dahulu.
Penjelasan mengenai musim dingin, salju, dan nasib para pengungsi Suriah yang serba kekurangan kemudian diberikan di dalam tenda. Mereka mendapatkan penjelasan bahwa di tengah udara yang dingin menusuk, para pengungsi Suriah kekurangan bahan pangan, bantuan medis, dan penghangat.
Penggunaan Ice Jacket dan Virtual Reality di acara ini menjadi hal baru bagi para pengajar dan peserta didik di Kuttab Al Fatih.
“Ini merupakan hal baru yang anak-anak rasakan. Mereka juga terlihat mengantri dan tak sabar. Termasuk saat menggunakan Virtual Reality (VR). Alhamdulillah mereka terlihat antusias,” ujar Silmi, salah satu pengajar di Kuttab Al Fatih.
Anak-anak mendapatkan penjelasan mengenai kondisi terkini di Suriah. Anak-anak sangat antusias mengikuti simulasi tersebut, terlihat dari panjangnya antrean anak yang ingin cepat masuk ke dalam tenda Winter Simulation. Para murid yang keluar dari tenda mendapatkan pengalaman dan pengetahuan yang baru.
“Kami berharap semoga para peserta didik dapat memahami sedikit banyak mengenai musim dingin, salju, dan terpenting tertanam rasa humanis dan kepedulian di dalam jiwa mereka,” ujar Rodi dari tim Program ACT Tangerang Raya.
Ratusan ribu warga sipil Suriah yang didominasi perempuan dan anak-anak tinggal dengan makanan terbatas di suhu dingin. Mereka harus keluar dari rumah karena serangan militer. Kamp-kamp di Idlib Utara sudah lima kali lipat dari kapasitas, dengan kekurangan makanan dan air. Tempat tersebut tidak dapat mengatasi pendatang baru lagi sebagaimana diberitakan The Guardian. Februari ini suhu di Idlib berkisar 5-13 derajat Celsius. Para pengungsi itu pun harus bertahan hidup di dalam tenda di tengah dinginnya salju. (rls)