Inggris Hengkang dari Uni Eropa, Ini Catatannya Selama Masa Transisi

PM Sebut Uni Eropa tak Lagi Sejalan

ATMNews.id, London – Inggris sudah secara resmi bukan lagi tercatat sebagai anggota negara Uni Eropa.Tetapi dikabarkan tidak secara langsung akan ada perubahan dan dampak bagi Inggris atau warga Eropa.

Seperti dilansir Associated Press, Inggris sudah resmi hengkang dari UE pada pukul 23.00 waktu setempat, atau pukul 06.00 waktu Indonesia.

Artinya, tepat tanggal 1 Februari 2020, Inggris memang bukan lagi anggota negara di ‘benua biru’. Ada sejumlah hal yang masih melekat pada masa depan Inggris ketika memasuki transisi selama 11 bulan kedepan.

Inggris masih tetap mengikuti aturan Uni Eropa, meski di Parlemen Eropa tidak ada lagi mempunyai perwakilan.

Disebutkan bahwa Inggris juga masih menjadi bagian dari pasar tunggal Eropa, sehingga barang-barang yang keluar dari Inggris ke Uni Eropa tidak terkena pajak, begitu pula sebaliknya.

Inggris juga masih wajib membayar iuran keanggotaan di Uni Eropa. Warga Inggris dan warga Uni Eropa masih tetap bebas bergerak tanpa perlu visa dari satu kawasan ke kawasan lainnya.

Artinya, mereka bebas bekerja dan belajar di mana saja seperti yang berlaku selama ini.

Hanya saja, selama masa transisi, Inggris tidak diizinkan menandatangani perjanjian perdagangan dengan negara-negara lain, dan harus menunggu sampai masa transisi berakhir.

“Ini adalah saat ketika fajar menyingsing dan tirai terbuka dalam drama nasional kita. Dan kita akan menggunakan kekuatan ini untuk kembali meraih kedaulatan dan menunaikan aspirasi para pemilih,” kata Perdana Menteri (PM) Inggris Boris Johnson dalam rekaman video sambutan Brexit.

Johnson dan seluruh anggota kabinet dilaporkan akan menggelar pesta menyambut Brexit di kantor perdana menteri di Downing Street 10.

“Uni Eropa yang berusia 50 tahun sudah berubah arah dan tidak sejalan lagi dengan negara ini (Inggris, red),” tukas Johnson. (red)

Disarankan Untuk Anda
Komentar
Loading...