Kemenhan Digelontorkan Pengelolaan Anggaran Terbesar, Sri Mulyani Wanti-wanti ke Prabowo
Menkeu Mewanti wanti Prabowo
ATMNews.id,Jakarta – Kementrian Pertahanan (Kemenhan) mendapat gelontoran pengelolaan anggaran terbesar dibandingkan lembaga atau kementrian lainnya.
Agar pengelolaan efektif tak bocor, Sri Mulyani Indrawati Menteri Keuangan (Menkeu) mewanti-wanti kepada Prabowo Subianto supaya memaksimalkan anggaran di Kemenhan.
Seperti diketahui, Menhan yang juga Ketua Umum Partai Gerindra mendapat anggaran sebesar Rp 127 triliun pada APBN Tahun Anggaran (TA) 2020.
Dalam akun Instagram yang diposting Menkeu Sri Mulyani pada sesi acara @Rapat Kerja (Raker) Kementrian Pertahanan, Kamis (23/1/2020) menyebut ada 10 kementrian/lembaga (K/L) yang mengantongi pengelolaan anggaran tahun 2020 terbesar.
Kementerian Pertahanan Rp 127,4 triliun, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Rp 120,2 triliun, Kepolisian Republik Indonesia Rp 90,3 triliun, Kementerian Agama Rp 65,1 triliun, Kementerian Sosial Rp 62,8 triliun.
Selanjutnya, Kementerian Kesehatan Rp 57,4 triliun, Kementerian Perhubungan Rp 42,7 triliun, Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Rp 42,2 triliun, Kementerian Keuangan Rp 37,2 triliun, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Rp 35,7 triliun
Sri Mulyani dalam postingannya menyebut, semakin besar negara kita nanti, makin perlu kita untuk meningkatkan pertahanan dan keamanan negara karena akan makin banyak negara yang mempunyai interest terhadap negara kita.
Berikut kutipan lengkap Menkeu Sri Mulyani:
Ancaman terhadap pertahanan dan keamanan nasional bisa dari dalam dan luar negeri serta dalam bentuk traditional dan non tradisional. Bahkan non state actor (aktor non negara) saat ini dapat lebih mengancam daripada ancaman sebuah negara.
Ancaman perang sekarang harus dilihat dari dinamika interaksi antar manusia dan antar negara dimana sekarang dunia bersifat tanpa batas (borderless).
Kemenhan anggarannya berasal dari rupiah murni yang diambil dari pajak, pinjaman dalam negeri dan pinjaman luar negeri. Banyak peralatan militer kita dibeli dari luar negeri. Pengadaan alat utama sistem persenjataan (alutsista) membutuhkan proses yang panjang.
Menteri Pertahanan dan Panglima TNI perlu duduk bersama agar belanja alutsista dapat lebih efisien dan memberikan kepastian.
Jangan sampai karena ada pergantian pejabat tinggi Kemenhan atau TNI lalu peralatan yang sudah direncanakan akan dibeli, diganti lagi padahal anggarannya sudah disediakan dan prosesnya harus dimulai lagi dari awal.
Jadi ini adalah sesuatu yang harus dipikirkan oleh bapak dan ibu sekalian antara keinginan untuk pengadaan, negara sumber barangnya, sumber pembiayaannya dan proses untuk pengadaannya. Inilah yang saya anggap masih ada kelemahan dari proses pengadaan.
Saya berharap setiap tahun pelaksanaan anggaran tentu bisa dilaksanakan sesuai dengan perencanaan, sehingga kinerja dari anggaran Kementerian Pertahanan baik untuk belanja prajurit, pegawai dan lain-lain maupun dari sisi belanja barang yaitu untuk pemeliharaan, operasional, dan untuk pembelian barang modal seperti alutsista semuanya bisa dieksekusi sesuai dengan rencana dan dengan baik.
Terima kasih dan selamat kepada seluruh Kementerian Pertahanan dan Panglima serta Kepala Staf untuk menyusun strategi dan juga pengadaan barang dan jasa agar pertahanan dan keamanan Republik Indonesia bisa terus kita bangun secara baik. (red)