Ketimbang Pasang Baliho Pencalonan Miliaran, Suhendar: Mending untuk Penanganan Covid-19
Masyarakat Butuh Masker
ATMNews.id,Kota Tangsel – Suhendar, pegiat anti korupsi menyebut petinggi di Pemkot Tangsel tak peka terhadap penanganan Covid-19. Tetapi, adanya kontestasi Pilkada Tangsel para pejabat yang mencalonkan justru bersaing dengan cost politik mahal berebut popularitas di masyarakat.
Dia mengatakan, pejabat daerah yang hari ini tecatat sebagai bakal calon walikota mampu mengeluarkan uang ratusan juta hingga miliaran rupiah untuk mempromosikan diri dalam proses pencalonannya.
Pria yang juga sebagai dosen HAM di salah satu universitas di bilangan Kota Tangsel ini menambahkan, sejumlah nama pejabat di Tangsel yang bakal mencalonkan memang sudah berjejer potonya dalam spanduk, baliho atau reklame.
Dia juga menyebutkan, etika pejabat di tengah kesusahan masyarakat harus ditunjukan. Sebab, memasang biaya spanduk hingga miliaran sangat terkesan menunjukan pejabat yang tidak peka.
“Syahwat politik mengeluarkan uang untuk pencalonan sudah harus dikurangi. Ketimbang menghamburkan uang lebih baik membikin atau membeli masker untuk masyarakat yang sedang langka. Sebab, negara atau kota Tangsel dalam kondisi darurat,” ucapnya dalam rilis yang diterima ATMNews.id, Sabtu (28/3/2020).
Dia menyebutkan, ada nama Wakil Walikota Benyamin Davnie yang gambarnya terpampang di hampir semua sudut Kota Tangsel.
“Asumsinya jika memiliki sebanyak 40 titik reklame berizin, dikali harga sewa perbulan 40jt, maka itu artinya menelan biaya sebesar 1,6 miliar perbulan,” ucap Suhendaryang juga bakal calon walikota ini.
Atau Direktur PT PITS yakni Ruhamaben, jika asumsinya memiliki sebanyak 500 titik spanduk/baliho (entah berizin atau tidak), dikali harga logistik per spanduk/baliho sebesar 600ribu, maka menelan biaya sebesar 300juta.
Jika diperuntukan biaya penanganan virus corona pejabat yang dimaksud menunjukan adanya kepekaan sosial dan sikap kenegarawanannya sebagai pejabat daerah. Dan artinya mengutamakan kepentingan masyarakat diatas kepentingan pribadi.
Dia menambahkan, Muhamad selaku Sekretaris Daerah (Sekda), Tomi Patria atau semua pejabat lain dalam kondisi ini harus bisa memilih persoalan yang lebih penting. Meski sudah ada upaya untuk menanggulangi penyebaran covid-19 tetapi harus lebih maksimal.
“Untuk mengatasi pandemi coronanya, saya melihat sudah ada yang dilakukan meski secara kualitas belum maksimal,” tukasnya. (red)