Digantikan Robot, Tenaga Kerja Wanita Terancam di Bidang Teknologi
Penyerapan Tenaga Kerja Wanita Berkurang
ATMnews.id, Jakarta- Organisasi Buruh Internasional (International Labour Organization/ILO) mengungkapkan ancaman hilangnya kesempatan pekerjaan pada perempuan dalam bidang sains, teknologi, teknik (engineering), dan matematika (STEM) di masa depan.
Country Director ILO, Michiko Miyamoto, menyebut peran perempuan dalam industri STEM sangat penting demi memastikan perempuan dan anak perempuan tidak tertinggal dalam perubahan cepat yang terjadi di dunia ketenagakerjaan.
“Kemajuan teknologi seperti otomatisasi dan robotik akan membawa perubahan besar dalam ketenagakerjaan di seluruh dunia, termasuk Indonesia, dalam dua dekade ke depan,” kata Miyamoto dikutip CNNIndonesia.com.
Menurut data Organisasi Buruh Internasional di bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) itu, sekitar 60 juta, atau 56 persen, pekerja di Indonesia menghadapi risiko akan tergantikan oleh otomatisasi atau mesin. Miyamoto mengaku dari fakta 56 persen total pekerja, perempuan yang paling banyak terancam.
“Perempuan umumnya bekerja di jenis pekerjaan yang tidak membutuhkan keterampilan sains, teknologi, teknik, dan matematika, jadi paling beresiko terhadap otomatisasi di semua industri 1 sampai 2 kali lebih besar,” ujarnya.
Oleh karena itu, ILO mendorong lebih banyak partisipasi perempuan dalam bidang STEM, mengingat teknologi memiliki peran kunci dalam mencapai pekerjaan yang layak dan kesetaraan gender.
Sebelumnya, Kepala Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia yang sempat menyatakan perkembangan teknologi seperti robot bakal membuat penyerapan tenaga kerja turun, khususnya bagi perempuan. Namun, ia kemudian meralat pernyataannya tersebut.
Menanggapi hal itu, perusahaan asal China Oppo menyebut meski pabrik produksi ponselnya telah menggunakan teknologi robot, tapi tenaga manusia tetap diperlukan. Menurut Oppo, robot tak akan menggantikan tenaga kerja manusia baik pria maupun wanita.
Public Relation Manager Oppo Indonesia Aryo Meidianto mengatakan tenaga kerja di pabrik ponsel Oppo di Tangerang bahkan didominasi oleh wanita. Ia mengatakan wanita cenderung lebih teliti dibandingkan pria, oleh karena itu wanita ditempatkan di lini produksi dan pengendalian kualitas.
Senada, Business Innovation & Sales Marketing Director Honda Prospect Motor (HPM) Yusak Billy mengatakan kemajuan teknologi bukan berarti menggantikan tenaga manusia, apalagi mengerucut hanya pada perempuan.
Yusak memaparkan saat ini di pabrik Honda pihaknya memiliki 5.000 karyawan, sementara 10 persen di antaranya perempuan. Perempuan disebut Yusak tetap memiliki bagian penting dalam pekerjaan memproduksi mobil.
Wanita yang bekerja di pabrik Honda mengisi berbagai departemen, misal pengecekan kualitas mobil, kontrol produksi, material servis, kualitas komponen, dan perencanaan produk. (Red)