Warga Banten Negatif Corona di Kapal Pesiar Princess Diamond Minta Dipulangkan
9 ABK Positif Virus Corona
ATMnews.id, Tangerang – Dede Samsul Fuad warga Kampung Caringin, Desa Caringin, Kecamatan Labuan, Kabupaten Pandeglang, Banten yang bekerja di kapal pesiar Princess Diamond menyatakan meminta dipulangkan ke Indonesia segera.
Seperti diketahui, tercatat 78 kru anak buah kapal (ABK) Princess Diamond. Sembilan diantaranya positif. Saat ini, kapal pesiar tersebut tengah bersandar di Yokohama, Jepang.
“Kekhawatiran jelas, minta di pulangin. Jadi untuk para instansi, terutama Presiden Joko Widodo meminta segera dipulangkan saja. Karena kan khawatir, karena di karantina juga di kapal,” terang Dede saat dihubungi wartawan dari Kota Tangerang, Kamis (27/2/2020).
Dede menjelaskan, dirinya setiap harinya mengeluh terkait kondisi di kapal pesiar tersebut. Saat ini, situasi di kapal tersebut mencekam seperti penjara.
“Ke saya juga banyak keluhan, seperti di penjara saja katanya. Jadi enggak bisa interaktif dengan yang lain, enggak bisa keluar kamar juga,” katanya.
Dede sudah bekerja di kapal mewah tersebut sejak awal Desember 2019. Dede bekerja di bagian dapur di kapal pesiar mewah itu. Hingga kini, Dede dikabarkan dalam kondisi sehat dan tidak terjangkit virus korona (Covid-19).
“Sampai sekarang belum ada upaya pemerintah, cuma pihak agensi sudah meeting. Hasilnya lagi diproses untuk kepulangan,” katanya.
Dede mengatakan, dirinya sangat cemas berlama-lama di kapal pesiar tersebut. Menurutnya, di karantina saat ini seperti di penjara. Sebab dirinya masih saja bekerja melayani tamu.
“Kalau lama di sini (Kapal pesiar Diamond Princess) yang negatif nanti jadi positif. Karena di sini enggak memungkinkan kondisinya. Sehingga namanya virus itu enggak tahu dari mana datangnya bisa dari penumpang atau lainnya. Saya keburu kena penyakit di sini. Saya berharap bisa dievakuasi dengan segera. Ada penambahan juga dari tamu yang terjangkit virus itu,” ungkap Dede.
Dede menceritakan, saat menjalani masa karantina, dirinya bersama kru lainnya yang tidak terjangkit tetap bekerja. Karena, ia menambahkan masih ada tamu yang harus dilayani saat masa karantina tersebut.
“Karena saat karantina di dalam kapal ada tamu, namanya kru harus tetap melayani tamu. Dan sampai saat ini pun masih bekerja saya,” katanya.
Dede menambahkan, pemerintah Indonesia dinilai lambat dan tidak cepat tindakannya kepada WNI yang sedang di Jepang tersebut. Sebab, negara lain sudah menjemput warganya.
“Kenapa Indonesia lambat? Sangat amat tidak cepat tindakannya kepada mereka sebagai warganya yang menjadi kru. Padahal negara lain sudah. Kalau lama-lama di sini saya bisa positif corona,” tukasnya. (hisyam)