Benarkah Teh Bantu Turunkan Resiko Depresi pada Lansia
Penelitian dari National University of Singapore dan Fudan University
ATMnews.id, Jakarta- Depresi tak mengenal usia. Bahkan, di usia senja pun dapat mengalami depresi. Namun, jangan khawatir mengonsumsi teh dapat menurunkan resiko depresi pada lansia. Bnarkah demikian, ini penjelasannya.
Dilansir Republika.co.id, resiko depresi tentu dipengaruhi oleh beragam faktor. Terlepas dari beragam faktor resiko ini, meminum teh mungkin bisa membantu orang dewasa untuk menekan resiko mereka terhadap depresi.
Hal ini diungkapkan oleh tim peneliti dari National University of Singapore dan Fudan University. Studi mereka dalam jurnal BMC Geriatrics mengungkapkan minum teh secara rutin berkaitan erat dengan risiko depresi yang lebih rendah pada lansia.
“Hanya peminum teh konsisten, mereka yang telah minum teh hampir setiap hari sejak usia 60 tahun, yang bisa mendapatkan manfaat bagi kesehatan mental,” ungkap tim peneliti yang dipimpin oleh Feng Qiushi dan Shen Ke, seperti dilansir Medical News Today, Selasa (21/1/2020).
Studi ini melibatkan data dari 13.000 orang yang berpartisipasi dalam Chinese Longitudinal Healthy Longevity Survey (CLHLS) pada 2005-2014. Survei ini menunjukkan adanya hubungan antara meminum teh dengan laporan depresi yang lebih rendah.
Selain itu, data juga menunjukkan bahwa manfaat meminum teh untuk menekan depresi lebih besar dirasakan ada kelompok lansia laki-laki berusia 65-79 tahun. Tim peneliti juga melihat bahwa peminum teh memiliki beberapa karakteristik khusus yang serupa.
Sebagian besar dari peminum teh rutin adalah orang yang berusia lebih tua, laki-laki dan tinggal di perkotaan. Selain itu, peminum teh rutin juga cenderung berpendidikan, menikah dan menerima biaya pensiun.
Peminum teh juga tampak memiliki fungsi kognitif dan fisik yang lebih tinggi, serta cenderung lebih bersosialisasi. Namun di sisi lain, peminum teh juga lebih cenderung merokok dan minum alkohol.
“Kemungkinan manfaat minum teh lebih jelas pada tahap awal penurunan kesehatan. Studi lebih lanjut diperlukan untuk menyoroti masalah ini,” lanjut tim peneliti.
Ke depan, tim peneliti ingin meneliti manfaat lebih jauh dari tiap-tiap jenis teh, seperti teh hijau, teh hitam dan teh oolong. Tujuannya adalah untuk melihat jenis teh apa yang paling baik untuk meringankan gejala depresi. (Red)
Kategori Lifestyle
Caption Ilustrasi Depresi. (Net)
Keyword: depresi, lanjut usia, teh, minum tehJudul 1: Benarkah Teh Bantu Turunkan Resiko Depresi pada Lansia
Judul 2: Penelitian dari National University of Singapore dan Fudan University
ATMnews.id, Jakarta-Depresi tak mengenal usia. Bahkan, di usia senja pun dapat mengalami depresi. Namun, jangan khawatir mengonsumsi teh dapat menurunkan resiko depresi pada lansia. Bnarkah demikian, ini penjelasannya.
Dilansir Republika.co.id, resiko depresi tentu dipengaruhi oleh beragam faktor. Terlepas dari beragam faktor resiko ini, meminum teh mungkin bisa membantu orang dewasa untuk menekan resiko mereka terhadap depresi.
Hal ini diungkapkan oleh tim peneliti dari National University of Singapore dan Fudan University. Studi mereka dalam jurnal BMC Geriatrics mengungkapkan minum teh secara rutin berkaitan erat dengan risiko depresi yang lebih rendah pada lansia.
“Hanya peminum teh konsisten, mereka yang telah minum teh hampir setiap hari sejak usia 60 tahun, yang bisa mendapatkan manfaat bagi kesehatan mental,” ungkap tim peneliti yang dipimpin oleh Feng Qiushi dan Shen Ke, seperti dilansir Medical News Today, Selasa (21/1/2020).
Studi ini melibatkan data dari 13.000 orang yang berpartisipasi dalam Chinese Longitudinal Healthy Longevity Survey (CLHLS) pada 2005-2014. Survei ini menunjukkan adanya hubungan antara meminum teh dengan laporan depresi yang lebih rendah.
Selain itu, data juga menunjukkan bahwa manfaat meminum teh untuk menekan depresi lebih besar dirasakan ada kelompok lansia laki-laki berusia 65-79 tahun. Tim peneliti juga melihat bahwa peminum teh memiliki beberapa karakteristik khusus yang serupa.
Sebagian besar dari peminum teh rutin adalah orang yang berusia lebih tua, laki-laki dan tinggal di perkotaan. Selain itu, peminum teh rutin juga cenderung berpendidikan, menikah dan menerima biaya pensiun.
Peminum teh juga tampak memiliki fungsi kognitif dan fisik yang lebih tinggi, serta cenderung lebih bersosialisasi. Namun di sisi lain, peminum teh juga lebih cenderung merokok dan minum alkohol.
“Kemungkinan manfaat minum teh lebih jelas pada tahap awal penurunan kesehatan. Studi lebih lanjut diperlukan untuk menyoroti masalah ini,” lanjut tim peneliti.
Ke depan, tim peneliti ingin meneliti manfaat lebih jauh dari tiap-tiap jenis teh, seperti teh hijau, teh hitam dan teh oolong. Tujuannya adalah untuk melihat jenis teh apa yang paling baik untuk meringankan gejala depresi. (Red)
Kategori Lifestyle
Caption Ilustrasi Depresi. (Net)
Keyword: depresi, lanjut usia, teh, minum tehJudul 1: Benarkah Teh Bantu Turunkan Resiko Depresi pada Lansia
Judul 2: Penelitian dari National University of Singapore dan Fudan University
ATMnews.id, Jakarta-Depresi tak mengenal usia. Bahkan, di usia senja pun dapat mengalami depresi. Namun, jangan khawatir mengonsumsi teh dapat menurunkan resiko depresi pada lansia. Bnarkah demikian, ini penjelasannya.
Dilansir Republika.co.id, resiko depresi tentu dipengaruhi oleh beragam faktor. Terlepas dari beragam faktor resiko ini, meminum teh mungkin bisa membantu orang dewasa untuk menekan resiko mereka terhadap depresi.
Hal ini diungkapkan oleh tim peneliti dari National University of Singapore dan Fudan University. Studi mereka dalam jurnal BMC Geriatrics mengungkapkan minum teh secara rutin berkaitan erat dengan risiko depresi yang lebih rendah pada lansia.
“Hanya peminum teh konsisten, mereka yang telah minum teh hampir setiap hari sejak usia 60 tahun, yang bisa mendapatkan manfaat bagi kesehatan mental,” ungkap tim peneliti yang dipimpin oleh Feng Qiushi dan Shen Ke, seperti dilansir Medical News Today, Selasa (21/1/2020).
Studi ini melibatkan data dari 13.000 orang yang berpartisipasi dalam Chinese Longitudinal Healthy Longevity Survey (CLHLS) pada 2005-2014. Survei ini menunjukkan adanya hubungan antara meminum teh dengan laporan depresi yang lebih rendah.
Selain itu, data juga menunjukkan bahwa manfaat meminum teh untuk menekan depresi lebih besar dirasakan ada kelompok lansia laki-laki berusia 65-79 tahun. Tim peneliti juga melihat bahwa peminum teh memiliki beberapa karakteristik khusus yang serupa.
Sebagian besar dari peminum teh rutin adalah orang yang berusia lebih tua, laki-laki dan tinggal di perkotaan. Selain itu, peminum teh rutin juga cenderung berpendidikan, menikah dan menerima biaya pensiun.
Peminum teh juga tampak memiliki fungsi kognitif dan fisik yang lebih tinggi, serta cenderung lebih bersosialisasi. Namun di sisi lain, peminum teh juga lebih cenderung merokok dan minum alkohol.
“Kemungkinan manfaat minum teh lebih jelas pada tahap awal penurunan kesehatan. Studi lebih lanjut diperlukan untuk menyoroti masalah ini,” lanjut tim peneliti.
Ke depan, tim peneliti ingin meneliti manfaat lebih jauh dari tiap-tiap jenis teh, seperti teh hijau, teh hitam dan teh oolong. Tujuannya adalah untuk melihat jenis teh apa yang paling baik untuk meringankan gejala depresi. (Red)