Sepeda Usang dan Rejeki Berlimpah

Penjual Koran Eceran Bisa Kuliahkan Anak Hingga S2

ATMNews.id, Kabupaten Tangerang- Pria setengah baya semangat mengayuh sepeda usangnya. Di rak sepeda penuh dengan lembaran kertas. Begitupun boncengan sepeda tumpukan kertas berisi berita dibungkus plastik agar tidak basah saat kehujanan.

Sesekali, pria bernama Ramli Hasibuan ini terhenti di deretan ruko dan perumahan di kawasan Gading Serpong, Kecamatan, Kelapa Dua, Kabupaten Tangerang.

Pria yang biasa disapa Lay ini setiap harinya mengantarkan koran langganan ke tiap sudut kawasan elit tersebut. Jika capek mengayuh sepeda mencari tempat berteduh untuk istirahat sejenak dan meneguk air mineral yang dibawanya.

“Ini koran kemarin. Mau diretur (dikembalikan, red) ke agen,” kata pedagang koran eceran Ramli Hasibuan saat ditemui ATMnews.id, belum lama ini.

Pria kelahiran Pematang Siantar, Sumatera Utara ini mengaku sudah 25 tahun menjajakan koran. Bahkan, dari hasil jualan korannya bisa menyekolahkan kedua anaknya hingga ke jenjang perguruan tinggi.

“Anak pertama sudah mau lulus S2. Yang kedua, sudah bekerja dan lulus S1,” ucapnya dengan logat batak kental.

Pria lebih berusia setengah abad ini pun bercerita penghasilan yang diterima dengan berdagang koran tidak seindah 10 tahun lalu. Saat ini penjualan koran menurun drastis sejak ramai media daring atau online bermunculan. Perusahaan media cetak banyak yang tutup. Penjualan menurun, pun sama dengan rejeki penjual koran eceran.

Namun, ia tak pantang menyerah. Lay tetap berjualan koran. Setiap hari setelah sholat subuh, bapak dua anak ini mulai berangkat mengambil koran di agen yang berjarak sekitar 8 kilometer. Usai itu, langsung berkeliling ke rumah-rumah dan perkantoran yang sudah menjadi langganannya.

Biasanya, membawa tumpukan koran hingga ratusan oplah kini hanya separuhnya. Media cetak yang dibawa dari koran nasional, lokal, tabloid maupun majalah memenuhi rak di sepeda. Cerita saat ini berbeda. Tumpukan kertas berita tak lagi meninggi. Ia hanya membawa pesanan pelanggannya dan tidak lagi menjual di pinggir jalan.

“Kalau dulu tiap hari saya bisa kantongi 250 ribu dari penjualan koran. Sekarang 150 ribu saja susah,” ujarnya.

Terutama koran-koran lokal kurang laku dipasaran. Walaupun membawa koran lokal, itupun untuk langganan saja. “Sekarang bawa lima koran lokal saja tidak ada laku,” tegasnya.

Meski kondisinya berbeda dengan 10 tahun lalu, pria yang berdomisili di Perumahan Kelapa Dua itu bersyukur masih diberikan rejeki dan kesehatan hingga kini. Meskipun rejeki koran tidak seperti dulu.

“Istri saya lumpuh. Alhamdulilah anak saya sudah bekerja semua,” tandasnya. (Rizki)

 

Disarankan Untuk Anda
Komentar
Loading...