BMKG: Waspada Cuaca Ekstrem di Tahun Baru 2020
Pesisir Pantai Berpotensi Gelombang Tinggi
ATMnews, Jakarta – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat waspada perubahan iklim saat pergantian tahun.
Dalam catatan BMKG, dalam sepekan terakhir, terjadi distribusi curah hujan cukup signifikan terjadi di sebagian besar wilayah Sumatera, Kalimantan, Jabodetabek, Jawa Barat, Tengah, dan Timur, Sulawesi Selatan, dan Utara, Maluku Utara, Papua Barat dan Papua.
Kondisi ini diakibatkan adanya faktor Dinamika atmosfer skala regional dan lokal terkini yaitu adanya Monsun Asia yang mulai menunjukkan aktifitas signifikan sehingga dapat menyebabkan peningkatan massa udara basah, terbentuknya pola konvergensi, perlambatan, dan belokan angin di beberapa wilayah, suhu muka laut di wilayah perairan Indonesia yang masih hangat dan mendukung pertumbuhan awan-awan hujan di sebagian besar wilayah Indonesia.
Di periode Dasarian II Desember 2019, berdasarkan jumlah ZOM, 74% wilayah Indonesia telah memasuki musim penghujan.
Atas kondisi ini Kepala BMKG, Dr. Dwikorita Karnawati mengimbau perlu diwaspadai potensi cuaca ekstrem dan hujan lebat pada periode libur tahun baru 2020 hampir di seluruh wilayah Indonesia.
Lebih lanjut, Dwikorita menjelaskan bagi masyarakat pesisir, nelayan, dan wisatawan pun perlu mewaspadai potensi gelombang tinggi hingga 4 meter di beberapa wilayah perairan Indonesia, terutama periode 23 – 28 Desember 2019, gelombang setinggi 1.25 – 2.5 meter (Moderate Sea).
“Sementara untuk tanggal 27 dan 28 Desember 2019 terjadi peningkatan gelombang laut setinggi 2,5-4 meter berpeluang terjadi di Perairan Selatan Jawa Tengah hingga Sumbawa, Samudra Hindia selatan Jawa Tengah hingga Sumba dan Laut Natuna Utara,” tambah Dwikorita.
Dwikorita mengimbau masyarakat agar tetap waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologi yang dapat terjadi terhadap kemungkinan hujan disertai angin kencang yang dapat menyebabkan pohon maupun baliho tumbang/roboh.
“Kita imbau tidak berlindung di bawah pohon jika hujan disertai kilat/petir.
Waspada kenaikan tinggi gelombang. Menunda kegiatan penangkapan ikan secara tradisional hingga gelombang tinggi mereda,” tandasnya. (Rizki)