Mentan: Indonesia Negara Agraris, Jangan Sampai Ada yang Kelaparan
Peringatan Hari Pangan Sedunia 2019
ATMnews.id, Jakarta – Dalam peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS) 2019, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo menegaskan bahwa Presiden Jokowi memberikan perhatian khusus terhadap pembangunan sektor pertanian yang mampu menyediakan pangan secara nasional hingga dunia.
“Kita berharap para gubernur, bupati, partai politik dan pemangku kepentingan memiliki cara pandang yang baik dan wajib bagi semua pihak untuk memajukan pertanian. Sebab masalah pertanian adalah masalah perut dan pertahanan pangan menyangkut pertahanan negara,” kata Syahrul dalam sambutan sekaligus membuka Peringatan HPS ke-39 yang dihelat di Puudambu, Kecamatan Angantan, Kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara, Sabtu (2/11/2019).
Dia mengatakan, para gubernur dan bupati harus jalan bersama-sama dengan Menteri Pertanian dan para pihak terkait. “Kita tidak boleh membiarkan adanya masalah kelaparan. Ini harus kita tuntaskan secara bersama-sama,” ujarnya.
HPS Ke-39 tahun 2019 memiliki tema internasional “Our Actions Are Our Future. Healthy Diets for a #ZeroHunger World” dan tema nasional “Teknologi Industri Pertanian dan Pangan Menuju Indonesia Lumbung Pangan Dunia 2045”.
Syahrul menjelaskan, tema ini dipilih dengan pertimbangan bahwa bangsa yang mandiri dan merdeka harus memiliki kemampuan untuk memenuhi kebutuhan pangan. Indonesia berpotensi besar untuk mewujudkan kedaulatan pangan tersebut, sehingga Kementan terus bekerja keras dalam menerapkan Teknologi Industri Pertanian untuk mewujudkan peningkatan dan kesejahteraan petani serta pemenuhan lumbung pangan dunia 2045.
“Langkah nyatanya melalui program peningkatan produksi, produktivitas dan mutu produk pertanian untuk memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri (konsumsi, industri dan substitusi impor, red) dipenuhi sendiri dan meningkatkan ekspor menjadi bagian utama yang harus dikerjakan,” katanya.
Selain itu, Syahrul pun menekankan melalui HPS ini diharapkan dapat membangun pertanian berkelanjutan ramah lingkungan sebagai paradigma pembangunan pertanian ke depan. Dengan begitu, Indonesia dapat memenuhi kebutuhan pangan bermutu yang sehat di dalam negeri dan memiliki daya saing baik di dalam negeri maupun luar negeri.
“Kita pahami bersama negara kita adalah negara agraris yang memiliki air dan penyinaran matahari yang cukup dan lahan daratan maupun gunung yang luas. Oleh karena itu, pertanian kita harus maju. Kita buat program Pertanian Masuk Sekolah. Anak-anak sekolah harus memiliki pemahaman pertanian, sehingga keluar dari sekolah minimal memiliki kemampuan memproduksi pangan keluarga,” tuturnya.
Lebih lanjut Syahrul mengatakan, potensi yang besar di sektor pertanian adalah modal dasar untuk peningkatan produksi komoditas terutama padi, jagung, kedelai, cabai, bawang merah, daging, gula, buah-buahan dan juga komoditas perkebunan dan peternakan. Tentunya, ia mengajak kepada seluruh komponen pelaku pertanian agar berupaya sekuat tenaga bekerja keras meningkatkan produksi pangan pokok untuk memenuhi kebutuhan pangan nasional.
“Saya berharap agar pelaksanaan HPS 2019 ini dapat menumbuhkan kesadaran seluruh lapisan masyarakat terhadap potensi sumberdaya alam serta tantangan dalam mewujudkan ketahanan pangan. Selain itu, melalui HPS diharapkan juga dapat mendorong dan menjaring investasi pertanian di dalam dan luar negeri,” paparnya.
Sementara Direktur Jenderal FAO, Stephen Rudgard mengapresiasi semangat pemerintah Indonesia melalui Kementan. Menurutnya, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) meluncurkan Dekade Pertanian Keluarga pada Mei 2019 dan Indonesia telah menerima ajakan untuk bertindak terkait hal ini. “Saya sangat senang melihat komitmen Bapak Menteri terhadap rencana nasional untuk memberdayakan keluarga petani guna menghadapi tantangan di masa depan,” tukasnya. (Kiki)