Inflasi Banten Naik 0,25 Persen

Serang, Cilegon dan Tangerang

ATMnews.id, Serang – Pertumbuhan ekonomi Banten pada triwulan I 2020 tercatat 3,09 persen year on year (yoy) lebih tinggi dibandingkan Nasional. Pertumbuhan inipun mengalami perlambatan dibandingkan triwulan pada 2019, akibat sektor industri pengolahan yang memiliki andil terbesar hanya tumbuh sebesar 0,37 persen (yoy).

Berdasarkan data dari Bank Indonesia (BI) Perwakilan Banten. Bahwasanya pertumbuhan ekonomi Banten pada periode triwulan pertama 2020, dari sisi penawaran, didorong oleh Sektor Informasi dan Komunikasi sebesar 8,70 persen (yoy), Jasa kesehatan dan Kegiatan sosial yang tumbuh sebesar 8,63 persen (yoy) serta Real Estate yang tumbuh sebesar 8,26 persen (yoy). Sementara itu, dari sisi permintaan, pertumbuhan ekonomi Banten didorong oleh Konsumsi Rumah Tangga yang tumbuh 4,19 persen (yoy).

Inflasi Provinsi Banten April 2020 tercatat sebesar 0,25 persen month to month (mtm), dengan didorong oleh peningkatan harga pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau yang tercatat sebesar 0,23 persen (mtm).

Dari 3 kota Indeks Harga Konsumen (IHK) di Provinsi Banten, Kepala BI Perwakilan Banten, Erwin Soeriadimadja mengatakan, Serang, Cilegon dan Tangerang mengalami inflasi.

Inflasi tertinggi, dikatakan Erwin, terjadi di Kota Tangerang sebesar 0,26 persen (mtm), diikuti oleh Kota Serang sebesar 0,23 persen (mtm) dan Kota Cilegon yang mengalami inflasi sebesar 0,20 persen (mtm).

“Kami menyakini, sampai dengan akhir tahun 2020, inflasi Provinsi Banten akan terkendali dan rendah di kisaran sasaran 3±1 persen,” kata Erwin, saat di temui di ruang kerjanya, Kamis(7/5/2020).

Sebab itu, diakatakan Erwin, Bank Indonesia berkomitmen untuk melaksanakan kebijakan moneter yang prudent dan dengan tata kelola baik. Antara lain, dengan penyesuaian mekanisme pengedaran uang kartal, pengendalian inflasi, penstabilan nilai Rupiah melalui Operasi Moneter, serta kebijakan Quantitative Easing (QE) Bank Indonesia.

“Melalui koordinasi dengan Kementerian Keuangan serta mempertimbangkan jumlah sesuai dengan prakiraan kebutuhan masyarakat, Bank Indonesia melakukan perencanaan, pencetakan, dan pemusnahan uang kartal (uang kertas dan logam),” jelas Erwin.

Erwin mengakui, Bank Indonesia akan terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan OJK untuk memonitor secara cermat dinamika penyebaran COVID-19, dan dampak terhadap perekonomian Indonesia dari waktu ke waktu. “Bahkan langkah-langkah koordinasi kebijakan lanjutan yang perlu ditempuh untuk menjaga stabilitas makro ekonomi dan sistem keuangan. Serta menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap baik dan berdaya tahan,” tutup Erwin.

Diketahui, berdasarkan informasi dari Bank Indonesia perwakilan Banten, kondisi perekonomian di Banten. Disebabkan Indonesia dalam masa pandemi COVID-19 terkini menunjukan penguatan. Hal ini ditunjukan dengan nilai tukar Rupiah yang bergerak stabil dan cenderung menguat ke Rp15.000.

Bahkan pergerakan aliran modal asing portfolio ke SBN yang tercatat inflow, inflasi bulan April 2020 terkendali dan rendah di kisaran sasaran 3±1 persen, serta pertumbuhan ekonomi Indonesia Tw I 2020 yang tercatat 2,97 persen (yoy).

Nilai tukar di hari Senin 4 Mei 2020 ditutup pada level Rp15.050 dan pada hari Selasa 5 Mei 2020 menguat Rp15.010. Pergerakan nilai tukar dalam jangka pendek (harian) dipengaruhi oleh faktor teknikal (sentimen) positif. Yaitu, sejumlah wilayah di AS dan Eropa akan membuka kegiatan ekonomi, pernyataan board members The Fed yang menyampaikan bahwa ekonomi AS akan membaik di semester II-2020, meskipun di semester I-2020 mengalami resesi ekonomi serta peningkatan harga minyak. (Aden).

 

Disarankan Untuk Anda
Komentar
Loading...