PSI Sindir Anies Soal Alat Peringatan Banjir

Sistem Peringatan Banjir Jakarta Jadul, Mirip Era Perang Dunia II

ATMnews.id, Jakarta – Anggota Komisi A DPRD DKI Jakarta, William Aditya Sarana mengatakan sistem peringatan banjir Pemprov DKI Jakarta terbilang jadul. Bahkan menurutnya, menggunakan toa sebagai alarm seperti era Perang Dunia Kedua.

“Saya melihat sistem ini mirip seperti yang digunakan pada era Perang Dunia II. Seharusnya Jakarta bisa memiliki sistem peringatan yang lebih modern,” kata William di Kantor DPRD DKI Jakarta, Kamis (16/1/2020).

Diketahui, Pemprov DKI menganggarkan Rp 4 miliar untuk membeli enam set pengeras suara atau toa. Rencananya toa tersebut akan memperkuat sistem peringatan bencana yang sebelumnya sudah dipasang di 14 titik rawan banjir.

William tidak sepakat jika sistem mitigasi bencana DKI Jakarta harus menggunakan toa. Menurutnya, pada 2017 lalu Pemprov DKI memiliki sistem peringatan banjir yang lebih modern, yakni menggunakan aplikasi pada perangkat android.

“Pada 20 Februari 2017, Pemprov DKI meluncurkan aplikasi ‘Pantau Banjir’ yang di dalamnya terdapat fitur Siaga Banjir. Fitur itu memberikan notifikasi ketika pintu air sudah dalam kondisi berbahaya serta berpotensi mengakibatkan banjir pada suatu wilayah,” jelasnya.

Untuk itu, William menyarankan Pemprov DKI Jakarta kembali mengembangkan dan memanfaatkan fitur ‘Siaga Banjir’ sebagai sistem peringatan dini. Sebab, ia menilai toa tidak efektif digunakan untuk sistem peringatan dini bencana.

“Hampir semua warga Jakarta sudah memiliki telepon seluler dan kebanyakan di antaranya adalah smartphone. Aplikasi berbasis internet gawai seharusnya lebih efektif dan lebih murah ketimbang memasang pengeras suara yang hanya dapat menjangkau radius 500 meter di sekitarnya,” paparnya.

William menambahkan, sistem peringatan berbasis aplikasi dan SMS sudah lama digunakan di banyak negara dan efektif memberikan peringatan pada warga yang akan terkena bencana.

“Masak kota metropolitan seperti Jakarta dengan anggaran IT mencapai triliunan rupiah masih menggunakan sistem peringatan kuno seperti itu?,” imbuh politikus Partai Solidaritas Indonesia (PSI) ini. (Irur)

 

Via Redaksi
Disarankan Untuk Anda
Komentar
Loading...