Kehidupan Nelayan Rajungan di Panimbang Kian Sulit

Setahun Pasca Tsunami, Nelayan Terjerat Hutang

ATmnews.id, Serang – Satu Tahun Pasca Tsunami Banten yang terjadi pada 22 Desember 2018 lalu nelayan di Panimbang, Kabupaten Pandeglang kehidupannya kian susah.

Sebab, hasil tangkapan rajungan semakin sulit. Bahkan, nelayan mengaku terjerat hutang untuk modal menangkap rajungan.

Abdul Wahab, warga Sindang Sari, Kelurahan Panimbang Jaya, Kecamatan Panimbang, Kabupaten Pandeglang mengatakan, satu tahun ini penghasilan tidak menentu. Sebelum tsunami tangkapan rajungan mencapai 20 kilogram atau paling sedikit 5 kilogram.

“Jadi Kalau dulu lumayan rata-rata 5 kilogram. Sekarang itu 2 kilogram jarang paling 2 ons. Penghasilam sekitar 50 sampai 40 ribuan kita dapat,” jelasnya temui di Kota Serang, Kamis (26/12/2019).

Dikatakan Abdul, penghasilan 50 ribu baginya hanya untuk makan sehari bersama istri dan kedua anaknya. Untuk jaring rajungan atau kepiting, Abdul masih mengandalkan pinjaman.

“Sekarang ya jauh dari cukup karena saya anak dua di rumah satu lagi mondok di Cirebon. Kalau dulu itu bisa saya buat jaring tapi kalau sekarang jangankan bikin jaring makanya saja masih susah,” ujarnya.

“Sedangkan untuk jaring itukan bertahan hanya satu minggu, ya saat ini masih pinjam saja, makanya kalau dapat 1 kilo dijual 50 ribu saya hanya dapat 40 ribu,” tambahnya.

Selain itu, lanjut Abdul, faktor cuaca juga masih mempengaruhi pendapatan, sebelum tsunami ombak akan datang duluan sebelum angin kencang, namun pasca tsunami ini angin dulu sebelum ombak datang.

“Semalam juga mau kerja angin turun takut angin dari barat makanya tidak merata. Mungkin juga dasar lautnya yang sudah berubah,” pungkasnya. (Aden)

 

Via Editor
Disarankan Untuk Anda
Komentar
Loading...