ATMnews.id, Tangsel- Permainan slepetan (bahasa Betawi) atau ketapel, biasanya identik dengan mainan anak laki-laki. Tapi kini, orang dewasa pun masih ada yang memainkan ketapel bahkan memiliki komunitas.
Syahlin Pitung Ketua Galeri Mainan Tradisional Ketapel se Jabodetabek, saat kegiatan Festival Lenong Betawi 2019 dalam rangka HUT Kota Tangsel Ke-11 di Lapangan Bola Kecamatan Pondok Aren, 15-17 November 2019.
“Kita awalnya para teman dari berbagai Padepokan/ Sanggar Silat tradisional Betawi, sekedar kumpul halal bihalal sekitar setahun lebih yang lalu, kemudian tercetus ide untuk melestarikan mainan atau olahraga tradisional ketapel ini,” ujarnya.
Kemudian ide tersebut, dari hasil obrolan berlanjut dengan mengadakan Perlombaan Pertama yang sosialisasinya, internal komunitas silat lewati FB dan Grup WA, sehingga hari- H, terkumpul peserta 87 orang di Kramat Pucung, Tangerang.
“Bagus tidaknya katapel tergantung nyamannya dipegang, sesuai insting kita aja dan ciri khas mainan seperti huruf Y ini cagaknya dari pepohonan Jambu, Mangga, ataupun pohon Asem,” jelas Syalin.
Lanjutnya, untuk event lomba kedua disini, berkat bantuan Anwar Al Batawi, Ketua Asosiasi Silat Tradisi Betawi (Astrabi). Ternyata, di festival Lenong Betawi se Jabodetabek ini ada juga peserta dari Bali, Bandung, dan Semarang.
Kedepannya, Syahlin berharap permainan tradisional katapel se Jabodetabek bisa dilegalkan dan menjadi cabor sendiri.
Sementara, dilokasi yang sama, Anwar Al Batawi, selaku Ketua Umum Asosiasi Silat Tradisi Betawi sekaligus Ketua Harian DPP Bamus Betawi mengatakan, ketapel saat ini memang masih dalam komunitas jadi kalau masuk nanti di FORMI (Federasi Olahraga Rekreasi Masyarakat Indonesia).
“Tapi ngga menutup kemungkinan ketapel ini masuk dalam cabor, asal ditata sedemikian rupa aturan, organisasinya, karena sangat mungkin, olahraga masyarakat ini masuk dalam olahraga prestasi,” tutur Anwar.
Contohnya, sekarang ada beberapa cabor dari Philipina dan Vietnam, juga Kamboja itu, juga masuk ke dalam kategori olahraga.
“Karena bicara ketapel/slingshot di bagian dunia ini semua ada. Ketapel apakah milik Indonesia, ya belum tentu juga karena belum didaftarkan,” ucapnya
“Jadi selain ekshibisi olahraga-olahraga tradisional ini, juga tentu harus guyub rukun, juga bisa memperluas jaringan di Nusantara, dan terus tersusun kepengurusan yang benar dan profesional,” tandasnya. (Sugeng)