Balon Walikota Tangsel Genit Berseragam ASN, Pengamat: Potensi Konflik Birokrasi

Balon Walikota Tangsel Berseragam ASN

ATMNews.id, Tangerang – Sejumlah bakal calon (Balon) di Pilkada Kota Tangsel terdapat dari Aparatur Sipil Negara (ASN). Pengamat meminta Balon Walikota/Wakil Walikota Tangsel menjaga etika dan jangan terlalu genit di tahapan kontestasi Pilkada serentak karena ada yang masih tercatat sebagai ASN.

Pasalnya, potensi tercipta konflik kepentingan dalam internal birokrasi jika sekarang ASN yang menjadi Balon Walikota dan Wakil Walikota Tangsel tidak menjungjung etika ASN.

“Pasti akan tercipta conflict of interest (konflik kepentingan, red). Meski dalam aturan setelah mendapat tiket KPU menjadi pasangan calon (Paslon) baru harus mundur,” ucap Miftahul Adib pengamat kebijakan publik asal Universitas Syekh Yusuf (Unis) Tangerang kepada ATMNews.id, Selasa (3/12/2019).

Etika itu kata Adib memang abu-abu, tetapi menggunakan kekuasaan untuk kepentingan pribadi dalam proses pencalonan tidak bagus untuk proses demokrasi adil kepada semua calon.

Kondisi di Pemkot Tangsel saat ini ada sejumlah ASN yang menjadi Balon, tentu saja di kalangan birokrasi sudah terjadi gesekan.

“Kita sebut saja Pak Muhamad Sekda Kota Tangsel, sudah banyak orang tahu kalau di mau nyalon. Dukung mendukung para calon pasti sudah ada di jajaran birokrasi. Situasi ini tidak bagus untuk kerja pelayanan birokrasi, apalagi dia secara birokrasi kan orang nomor satu pasti bawahan akan terpengaruh,” ucapnya.

Memang selain itu ada ASN lain yakni Tommy Patria, jabatannya memang tidak setinggi Sekda. Namun begitu konflik kepentingan pasti ada juga karena mereka pasti akan memanfaatkan basis massa birokrasi.

“PNS atau ASN kan harus netral, tapi itu biasanya omong kosong saja kalau sudah dipengaruhi atasan pasti bawahan akan nurut.”

Benyamin Davnie memang ada masuk di Pemkot, tetapi dia memang bukan ASN. Konfliknya sangat bisa akan terjadi. Tapi Benyamin bisa saja curi start karena sekarang jabatannya sebagai wakil walikota,” ungkapnya.

Adib melihat Siti Nur Azizah yang juga berangkat dari ASN tetapi dikabarkan mundur sebelum mendaftar ke KPU sebagai calon sudah melakukan hal yang benar.

Menurutnya, ini akan terlihat elegan sebagai calon. Dan sejatinya para calon yang masih berstatus ASN bisa melakukan hal sama.

“Dia (Siti Nur Azizah,red) katanya sudah mundur. Saya bulan mau membelanya, tetapi kalau benar (mengundurkan diri) ya bagus untuk menjaga netralitas dan etika sebagai ASN,” pungkasnya. (red)

Via Redaksi
Disarankan Untuk Anda
Komentar
Loading...