Politik Kemasan, Ini Kata Para Balon Kontestan Pilkada Tangsel
Dialog DPC Permahi Tangerang
ATMnews.id, Tangsel-Politik Gagasan Bukan kemasan menjadi tema dialog yang digelar DPC Perhimpunan Mahasiswa Hukum (Permahi) Tangerang. Pada acara yang digelar di Aula Kelurahan Cirendeu Kota Tangsel, Sabtu (14/3/2020) tersebut turut hadir lima Bakal Calon (Balon) Kontestan Pilkada, Yakni Suhendar, Ruhama Ben, Tomi Patria Edwardy, Fahd Pahdepie dan Rahmat Salam.
Menanggapi tema yang diusung, Aktivis Anti Korupsi Suhendar mengatakan, politik kemasan adalah cara berpolitik hanya dengan mengedepankan penampilannya saja, tanpa dibarengi dengan gagasan untuk membangun dan juga mengatasi permasalah yang ada.
“Kalau saya memahami politik kemasan itu, seorang kandidat berpolitik hanya dengan membangun kemasannya saja, penampilannya saja, tetapi miskin gagasan.
Misalnya dia besarkan ‘bajunya’ saja, bahwa dia adalah tokoh, dia adalah seorang A, B dan sebagainya. Tapi soal bagaimana cara membangun tangsel, mengatasi kesenjangan, memberikan pemerataan dan keadilan, nah itu ga ada,” kata Suhendar.
Dilokasi yang sama, balon Walikota Tangsel dari PKS, Ruhama Ben berpendapat, politik kemasan adalah calon pemimpin yang hanya memiliki sesuatu yang bagus dari luarnya saja, tetapi tidak memiliki gagasan dan kemampuan.
“Politik kemasan itu artinya orang tuh jangan lihat dari luarnya saja. Kemasan itu kan bisa dilihat citranya bagus tapi dalamnya bobrok. Saya sih melihat, jangan sampai kita terjebak dengan kemasannya, Inikan pencitraan. Jadi jangan cuma kemasannya bagus atau bahkan bisa jadi biasa saja, tapi ternyata dalemnya, gagasannya, bisa dibilang tidak punya kemampuan,” tutur Ruhama yang juga menjabat Direktur Keuangan BUMD Tangsel, PT PITS.
Hal senada juga disampaikan Rahmat Salam. Pria yang saat ini menjabat sebagai Asisten Daerah Tangsel I ini mengungkapkan, politik kemasan tidak boleh terjadi di Tangsel.
Hal itu lantaran akan berujung kepada mencari keuntungan sendiri, partai dan golongannya, tanpa mengedepankan kepentingan masyarakatnya.
“Politik kemasan itu pasti mencari untung sendiri. Mencari keuntungan partainya, golongannya. Jadi politik kemasan tidak boleh terjadi di Kota Tangsel,” ungkap Rahmat.
Sementara, Tomi Patria mengatakan, Politik kemasan baik dilakukan oleh para balon kontestan Pilkada. Sebab, kata dia, seorang calon pemimpin harus bisa mengemas dan mempersiapkan diri untuk membangun komunikasi yang akan disajikan kepada masyarakat.
“Politik kemasan itu baik, kan politik itu harus dikemas agar menarik, enak dipandang, agar diminati banyak orang. Kalau kemasanya jelek orang juga ogah melihatnya,” pungkas Lurah Cipayung, Ciputat Timur Tangsel ini. (Ari)