Tiga Koridor BRT Baru Disiapkan Dishub Kota Tangerang

Integrasi Transportasi Massal

ATMnews.id, Kota Tangerang – Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Tangerang, Wahyudi Iskandar mengaku telah menjalankan sistem transportasi berupa bus rapid transit (BRT) yang diberi nama Trans Kota Tangerang guna mendukung program itu.

“Untuk angkutan massa Pemkot Tangerang telah hadirkan BRT dengan rencana akan mengoperasikan sebanyak enam koridor,” terang Wahyudi di Puspemkot Tangerang, Kamis (23/1/2020).

“Tapi saat ini yang sudah beroperasi baru tiga koridor, yakni Jatake menuji Poris Plawad, Poris Plawad ke Cibodas, dan CBD menuju Tangcity. Memang masih ada tiga koridor lagi yang masih menjadi ‘PR’ kami ke depan,” sambungnya.

Wahyudi menjelaskan, transportasi perkotaan yang ada di Kota Tangerang keseluruhannya telah terintegrasi dengan transportasi lainnya untuk memudahkan masyarakat menuju daerah yang ada di luar Kota Tangerang.

“Sudah terintegrasi dengan bus Transjakarta dan lainnya. Sebetulnya BRT kita itu semua telah terkoneksi. Jadi setiap rute yang kita kembangkan harus saling terintegrasi interkoneksi antar moda, itu penting untuk memudahkan masyarakat,” katanya.

Bahkan, ia pihaknya telah membahas dengan Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) terkait pembiayaan infrastruktur transportasi. Selain itu, saat ini BRT di Kota Tangerang sudah menggunakan aplikasi untuk pembayaran.

“Jadi komponen mana yang sudah dibiayai pemerintah daerah bisa menjadi kewenangannya pusat untuk saling pengisi poin pembangunan infrastruktur transportasi. Dan juga dari pembayaran kami sudah non tunai, sehingga sistem pembayaran tercatat di dalam rekening pembangunan negara,” katanya.

Wahyudi menuturkan, rencana ke depan Pemkot Tangerang akan mengembangkan bus feeder ke jalur utama yang menghubungkan ke Jakarta. Pihaknya juga ingin menguji terlebih dahulu angkutan yang akan digunakan sebagai feeder itu.

“Rencana itu dicetuskan Pak Walikota Tangerang (Arief R Wismansyah) yang ingin mengembangkan feeder, tapi itu nanti detailnya ke beliau ya. Nanti skemanya (pemgembangan feeder) itu pakai pola tata kelola BRT,” jelasnya.

Wahyudi mengatakan, saat ini potensi perubahan pergerakan akibat disrupsi teknologi membuat kecenderungan warga serba ingin cepat dengan menggunakan angkutan online. Namun, dirinya sangat optimis jika angkutan umum tidak sepi dari penumpang.

“Masyarakat khususnya di Kota Tangerang cukup menggandrungi angkutan umum, jadi tidak terlalu memikirkan akan sepi penumpang. Ini menjadi optimis saya, karena telah melihat ada kenaikan dari tren penumpang yang ada di BRT yang sudah kita operasikan. Selalu ada kenaikan penumpangnya tiap bulan. Karena tarif BRT Kota Tangerang hanya Rp2 ribu,” ungkapnya.

Ia menuturkan saat ini Pemkot Tangerang tengah berupaya menanggulangi kemacetan yang terjadi di wilayah penyangga Ibukota Jakarta itu. Namun, dirinya mengaku di wilayahnya masih dinilai dalam ambang batas normal terkait kemacetan.

“Masih dalam batas normal. Tidak seperti Jakarta yang crowded. Tapi sumbatan pasti ada saat jam tertentu seperti jam pulang kerja kantor atau sedang ada pembangunan infrastruktur. Pastinya itu ada penurunan kecepatan yang dilihat menjadi macet. Kita juga akan menciptakan transportasi yang aman, nyaman, dan terjangkau. Sehingga itu juga bisa menyelesaikan persoalan kemacetan dan berharap masyarakat pindah ke transportasi umum,” tukasnya. (Hisyam)

 

 

Via Redaksi
Disarankan Untuk Anda
Komentar
Loading...