Berkerumun Dibawah Ancaman Corona, Cocok Physical Distancing atau ‘Di Rumah Saja’?
Sebagian Belum Paham Physical Distancing
ATMnews.id, Tangerang – Sejak awal merabaknya Virus Corona (Covid-19), pemerintah sudah mengimbau dan menginstruksikan masyarakat untuk melakukan Physical Distancing yang sebelumnya adalah Social Distancing.
Namun nyatanya, masih banyak orang yang berlalu lalang, berkumpul-kumpul dan banyak yang menggelar sejumlah kegiatan lainnya tanpa diketahui petugas.
Physical Distancing sejatinya bukan sebuah bentuk represi kebebasan seseorang. Tetapi program ini dikeluarkan pemerintah untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19. Sebab, covid-19 atau virus corona sangat mengancam keselamatan masyarakat.
Faktanya, masih banyak orang yang belum paham atas intruksi tersebut sehingga program ini disebut kurang maksimal. Salah satu penyebabnya disebutkan juga karena nama tersebut masih belum familiar untuk sebagian orang, karena sebutan itu diambil dari bahasa asing, karuan saja tidak sedikit masyarakat yang belum paham.
Lalu apakah social distancing, physical distancing atau di rumah saja slogan yang cocok untuk memutus rantai penyebaran covid-19?

Tim ATMnews.id mencoba menelusuri wilayah Tangerang Raya, yaitu di Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang dan Kota Tangerang Selatan untuk melihat respon langsung warga terhadap program penanggulangan covid-19 itu.
Salah satu warga Cibadak, Jalan Raya Serang, Kecamatan Tigaraksa, Kabupaten Tangerang, Bangun mengaku, belum mengetahui istilah Physical Distancing tersebut.
Namun, Bangun menyatakan, akibat Virus Corona ini usaha jasa bengkel miliknya anjlok. Kata dia, biasanya ia bisa mengantongi Rp400-500 ribu perhari, tetapi kini sepi.
“Nggak tau saya. Tapi gara-gara Virus Corona usaha saya merosot sekali. Jadi pengaruh, nyari Rp100 ribu aja sehari susah sekarang mah,” terang Bangun saat ditemui ATMnews.id pada Sabtu (28/3/2020).
Pantauan di lokasi Citra Raya Food Festival (Ciffest), Kabupaten Tangerang, masih banyak warga yang sekedar ‘nongkrong’. Tidak tampak petugas memberikan imbauan atau teguran kepada warga yang masih berkerumun.
Tim juga bergerak ke Kota Tangerang, banyak juga caffe yang masih buka melayani pelanggan. Mereka berkerumun atau berbaur satu sama lain hingga larut malam.
Salah satu yang terlihat Tim ATMnews.id di wilayah Kecamatan Karang Tengah, Kecamatan Larangan dan Kecamatan Ciledug, karena ada tempat yang masih membuka pelayanan tempat kopi sehingga masih terlihat orang memanfaatkan waktu berkumpul.
Sebuah café di wilayah Kecamatan Karang Tengah masih melayani pelanggan. Sementara di Kecamatan Larangan, Kelurahan Larangan Utara sebuah café masih melakukan hal sama.
Begitu juga yang terpantau di Kecamatan Ciledug, Kelurahan Paninggilan masih terlihat café yang tidak merespon ibauan pemerintah sehingga terpantau ada sejumlah orang yang datang untuk menikmati sajian kopi dan makanan ringan.
Sementara menurut salah seorang warga asal Kota Tangerang Selatan yang enggan disebut identitas dan domisilinya mengaku saat ini bersama keluarganya kebingungan. Sebab, dari pihak RT ataupun RW tidak ada sosialisasi sama sekali. Katanya, Eni hanya melihat sosialisai dari siaran televisi (tv) saja.
“Ngga ada apa-apa, sosialisasi ngga ada, jadinya kita bingung. Pokoknya kita jaga diri sendiri dulu ajalah. Kita ngga kepasar dulu. Jadi kita lihat di TV aja kaya apa sih Virus Corona itu. Masih bingung pencegahan kaya apa karena ngga ada sosialisasi,” pungkasnya. (hisyam/aip)