Pemda Tangerang Berebut PSBB, Kebutuhan Dapur dan Warga Miskin Baru Terpenuhi?
Bansos Diminta Tepat Sasaran
ATMNews.id, Tangerang – Pemerintah pusat dan daerah akan menyalurkan bantuan dana sosial pasca merebaknya virus Corona. Pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) konsekwensi memutus mata rantai merebaknya virus Corona.
Hingga kini sejumlah warga di wilayah Tangerang Raya mengaku belum mendapatkan pendataan sebagai penerima bantuan dari pemerintah setempat.
Amsin (46) Warga Kampung Etek, Sindang Asih, Kecamatan Sindang Jaya, Kabupaten Tangerang mengaku semenjak virus Corona merebak pendapatannya sebagai pedagang barang bekas menurun drastis.
“Sudah seminggu ini belum dapat-dapat duit (pemasukan). Kalaupun dapat ya untuk kebutuhan hari ini. Saya gak tahu untuk kebutuhan selanjutnya,” ucapnya kepada ATMNews.id, Sabtu (11/4/2020).

Biasanya menurut Amsin, sebelum Corona Virus Deases 19 (Covid-19) merebak, kebutuhan sehari-bisa didapat dari mengumpulkan barang bekas seperti karung yang bisa dijahit lagi untuk didaur ulang.
Stok barang bekas di rumah masih ada tetapi dia mengaku sulit untuk menjualnya kembali.
“Karung yang bolong kan saya sudah jahitin, tetapi kalau sekarang stoknya masih ada, susah dijual lagi gak ada peminat. Tapi buat saya yang penting kebutuhan dapur sekarang harus bisa dipenuhi. Katanya ada pendataan untuk bantuan imbas Corona, tapi saya cuma dengar di berita saja. Belum ada yang mendata datang ke rumah,”tukas Amsin.
Semenjak Corona merebak semua sektor ekonomi masyarakat terdampak merosot. Bagaimana setelah PSBB diberlakukan? Mereka menyebut akan menjalankan program pemerintah dengan syarat kebutuhan dasar ‘dapur’ bisa terpenuhi.
Pemerintah Daerah (Pemda) di wilayah Tangerang Raya telah mengajukan penerapan PSBB menyusul Pemprov DKI Jakarta yang telah lebih dahulu melakukan program memutus Covid-19 tersebut.
Imbas ekonomi saat ini, tidak dipungkiri akan ada masyarakat berkategori miskin baru lantaran pendapatan sehari-hari mereka hilang. Sementara kebutuhan dapur mereka tetap harus berjalan.
Dayat Warga Larangan Utara, Kecamatan Larangan, Kota Tangerang sebelum PSBB saat social distancing terkait penanganan Covid-19 diberlakukan di wilayah DKI Jakarta pendapatannya sebagai pengemudi ojek online memang sudah menurun drastis.
Tetapi sebelum Covid-19 terpapar ke Indonesia dalam sehari pendapatannya bisa mencapai Rp150 ribu hingga Rp200 ribu.
Apalagi sekarang saat ada PSBB di Jakarta, permintaan mengirim barang, mengangkut penumpang dan memesan makanan lewat jasa ojek online semakin menipis.
“Pendapatan sehari kalau sekarang menurun. Bisa sampai 90-95%,”kata Dayat yang hingga kini perihal pendataan Bansos penanggulangan Covid-19 baru diminta KK saja oleh kelurahan setempat.
Sementara Andi (38) Warga Lengkong Gudang Timur, Kota Tangsel meminta kebijakan pemerintah setempat untuk memikirkan nasib dirinya dan kawan-kawan yang bekerja nonformal.
Semenjak mendapat imbauan ‘di rumah saja” tetapi persoalan ekonomi keluarga tidak tercukupi.
“Kami kawan-kawan pekerja harian sekarang ini minim pendapatan. Kawan-kawan di luar sana yang bekerja sebagai juru parkir juga butuh pemasukan. Maka itu Pemkot Tangsel harus mencari solusi untuk kami yang kehilangan pendapatan,” ucap Andi.
Pemerintah Pusat menyebut akan menyalurkan Rp600 ribu perbulan kepada 1,6 juta jiwa atau 576 ribu KK Bodetabek selama 3 bulan dengan anggaran sebesar Rp 1 triliun.
Sebagian dana desa juga rencananya juga akan dialokasikan untuk bansos di desa. Rencananya, bansos tersebut akan diberikan kepada kurang lebih 10 juta keluarga penerima, dengan besaran Rp 600 ribu per bulan selama 3 bulan. Bansos ini disiapkan dengan anggaran Rp 21 triliun. Diberitakan, pemerintah akan menyisir anggaran lain untuk menambah bansos. (red/msg/aip/hisyam)
Tonton juga vidio berikut!