ATMnews.id, Tangsel – Daya tampung Tempat pembuangan akhir (TPA) Cipeucang, Setu, diprediksi akan overload dalam satu atau dua tahun kedepan.
Hal tersebut diungkapkan Zarksih Tanjung, Koordinator Koalisi Pemantau Penggunaan Plastik Ramah Lingkungan (KPPL-I) Banten Zarkasih Tanjung saat menjadi pembicara pada kegiatan Ngopi Asik Bareng KPPL-I di Setu, Kota Tangsel, Sabtu, (19/10/2019).
“Makanya harus dilakukan upaya-upaya percepatan, agar sampah plastik ini dicarikan solusinya. Salah satunya kami menawarkan plastik yang ramah lingkungan dengan bahan dasar Oxium atau lebih mudahnya plastik berlogo SNI. tapi upaya kita sifatnya lebih ke arah edukasi kepada masyarakat,” ungkapnya.
Menurutnya, hampir 70 persen sampah di Kota Tangsel didominasi sampah plastik. Produksi sampah di kota berjuluk Cerdas Modern Dan Religius ini juga perhari mencapai sekitar dua ribu sampai tiga ribu ton.
Ngopi Asik Bareng KPPL-I Tangsel“Berkumpulnya kita disini untuk deklarasi KPPL-I, yang arah tujuan utamanya untuk merubah perilaku masyarakat dari penggunaan plastik sekali pakai, menjadi plastik yang bisa dipakai berulang-ulang. Kalaupun tidak bisa, kita menggunakan plastik yang bisa diurai,” terang Zarkasih.
Sejauh ini sambung Zarkasih, produk ramah lingkungan masih minim digunakan masyakat. Selain minimnya pasokan produk, kurangnya kesadaran masyarakat untuk beralih kepada plastik ramah lingkungan juga menjadi kendala.
“Kedepanya saya berharap masyarakat mau beralih ke produk ramah lingkungan. Yang utamanya sih mengurangi penggunaan. Misalnya saat belanja bisa bawa plastik sendiri dari rumah dan pengusaha juga mau lebih bijak untuk menggunakan produk ramah lingkungan,” tandasnya.
Dalam kesempatan ini, Zarkasih bersama sejumlah pemuda dari lintas organisasi di Tangsel deklarasi kampanye produk plastik ramah lingkungan kepada masyarakat. Karena dari hasil penelitian, sampah plastik konvensional dapat mengganggu kesehatan maupun menjadi penyebab rusaknya lingkungan. (ari)