Kenyataan Neneng, Ketimpangan Sosial Ditengah Gempita Kota Tangerang

Ketimpangan Sosial Ditengah Gempita Kota Tangerang

Tangerang | Gemerlap Kota Tangerang dengan segala pembangunan Kotanya nyatanya berbanding terbalik dengan kondisi masyarakatnya. Ketimpangan menjadi persoalan yang tidak pernah diselesaikan. Banyak masyarakat yang tidak dapat tidur nyenyak akibat tempat tinggal yang tidak layak.

Salah satunya yaitu Neneng Alfiah (47) janda dengan anak dua, anaknya pertama bekerja menjadi pedagang Cakwe milik tetangganya setelah dipecat dari tempat dia bekerja, sementara adik perempuannya masih duduk dibangku sekolah menengah pertama (SMP) . Untuk menghidupi keseharian hari mengandalkan berjualan serta bantuan dari masyarakat sekitar.

Rumah semi permanen dibangun hasil swadaya masyarakat, kondisi bocor terjadi ketika hujan dan tidak ada MCK layak, bahkan tidak memiliki sumber air bersih dikarenakan tidak memiliki mesin pompa air. Seringkali binatang liar seperi ular dan tikus menganggu saat tidur, bahkan seekor ular kobra hampir mengigit anak perempuan akibat banyak lubang disekitar rumahnya.

Lebih miris lagi bahkan pada saat pandemi tidak mendapatkan bantuan sosial sama sekali dari pemerintah. Seharusnya orang seperti beliau adalah orang yang di prioritaskan untuk mendapat bantuan.

Pemerintah Daerah harus membuka mata hati dan telinga menyikapi persoalan tersebut karena ini merupakan tanggung jawab mereka sebagai konsekuensi otonomi daerah.