Meski Telat, Tiga Kelurahan di Kota Tangsel Diberi Bantuan Paket Sembako
Bansos dari Kemensos
ATMnews.id, Tangsel- Sempat mengalami penundaan, akhirnya pemberian bantuan sembako presiden secara simbolis diberikan terlebih dahulu untuk tiga kelurahan. Yakni, Rempoa, Cirendeu dan Pisangan di Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangsel.
Pemberian bantuan sembako dari Presiden dilakukan oleh Sekjen Kemensos RI Hartono Laras. Hartono penyaluran bansos sembako atau bantuan presiden berupa sembako ini dibagikan untuk 1,9 juta keluarga.
“Memang kita konsentrasikan dulu untuk DKI karena PSBB nya pertama, setelah itu menyusul di Bodetabek yang berbatasan langsung dengan DKI,” katanya, Jumat, (8/5/2020).
Mulai hari ini kata Hartono, yang di Bodetabek dan penyalurannya akan dilaksanakan per tiga bulan senilai 600 ribu per bulan. Setiap bulannya dua kali penyaluran masing-masing Rp 300 ribu.
“Jadi dua minggu setelah ini, akan ada penyalurannya yang tahap dua,” ujarnya.
Walikota Tangsel Airin Rachmi Diany pun mengatakan hal tersebut sudah disampaikan baik komunikasi maupun secara tertulis, bahwa akan ada enam kali tahap penyaluran dari Kemensos.
“Karena tanggal 20 April terlambat, akhirnya disatukan dengan yang sekarang ya pak sekjen. Nanti dua minggu lagi Pak sekjen, dilanjutkan sampai dengan enam kali tahapan. Bantuannya dalam bentuk sembako,” ujar Airin.
Untuk anggaran yang sudah dipersiapkan Pemkot Tangsel yang dari awal untuk sebanyak 45 ribu KK, pada saat Refocusing Anggaran belum dipakai Pemkot Tangsel.
Airin menjelaskan pula alasan belum terpakaiannya anggaran tersebut karena pada saat pendataan awal, Kemensos sudah mengalokasikan kuota buat Tangsel sebanyak 75 ribu KK.
“Maka data yang tadinya mau masuk melalui dana APBD, lalu kita berikan datanya ke Kemensos. Ditambah lagi dari Provinsi Banten, kuota untuk Tangsel sebanyak 20 ribu kk.
“Jadi karena ini sifatnya bertahap, dan kemauan dari masyarakatnya. Dari awal kita kasih kuota 250 kk per kelurahan, terus ada reaksi dari masyarakat ngga cukup, harusnya 750 kk per kelurahan dan lain-lain,” jelas Airin.
Alasan dia, kenapa hingga kini pendataan terus berlanjut karena terkena dampak covid hari ini tidak mungkin sama, pasti berbeda. Misalnya yang hari ini tidak terkena dampak, bisa saja bulan depan mengalami terkena dampak. Makanya alokasi dana APBD kita cadangkan untuk misalnya sudah memenuhi kuota dari Kemensos maupun dari Provinsi Banten.
“Untuk bansos yang sudah kita rencanakan dari awal, sudah kita cairkan dari awal. Contoh, bansos untuk yang jompo, anak yatim, dan lain-lain, sudah kita cairkan dari awal. Satu orang tidak boleh mendapatkan manfaat dari APBD maupun APBN sumber yang sama,” tandasnya. (Sugeng)