Cekcok Dengan Kakak, Gadis di Serang Diduga Kuat Tewas Bakar Diri
Ditemukan Warga di Kebun
ATMnewsid, SERANG – RO (17) warga kampung Pasir Gadung, Desa Sangiang, Kecamatan Mancak, Kabupaten Serang ditemukan sudah tak bernyawa di kebun milik keluarganya pada Rabu (10/6/2020).
Korban tewas di lokasi kejadian dengan cara membakar dirinya dengan pertalite yang tak jauh dari rumahnya.
Menurut keterangan Kepala Desa Sangiang Kecamatan Mancak, Asep Saeful Rohman mengatakan, berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan pihak kepolisian keterangan yang didapatnya dari warga setempat. Pihaknya hanya bisa menduga jika korban sengaja bunuh diri dengam cara membakar diri setelah adu mulut dengan sang kakak.
“Jadi kejadiannya itu sekitar 7.30 WIB. Ditemukan warga itu sekitar jam 8 pagi. Setelah di cek, memang gak diperiksa detail. Di TKP itu ada bekas daun-daun yang terbakar, rambut dan kulit kepala, darah juga, ada sendal dan uang Rp 2 Ribu dan uang logam Rp 500,” terangnya saat ditemui di kantor Desa Sangiang, Kamis (11/6/2020).
Meski belum berani memastikan kematian korban merupakan tindakan bunuh diri atau pembunuhan. Namun dari beberapa informasi sebelum kejadian cukup menguatkan jika kematian pelaku yakni dengan cara sengaja membakar dirinya sendiri.
“Sebelum kejadian korban terlibat konflik kecil, biasalah kakak sama adik. Terus korban pergi dari rumah dengan marah-marah sambil bilang ‘Jangan ikuti saya mau bunuh diri’. Tapi dikiranya itu bercanda,” terangnya.
“Dari keterangan pemilik warung yang jual BBM juga bilang, pagi itu korban sempet beli bahan bakarjenis pertalite dibungkus plastik hitam seharga Rp 10ribu. Bilangnya sih untuk motornya yang mogok. Nah saat berjalan pun sempet berpapasan dengan warga, dan ditanya mau kemana, Ialu dia jawab pake bahasa sunda ‘aing mah rek paeh’ (saya mah mau mati). Tapi orang gak ngira dikira itu hanya candaan,” paparnya.
Hanya saja, menurut Asep, apabila memang kematian korban murni merupakan tindakan bunuh diri. Namun ia masih tidak yakin jika motif korban melakukan tindakan bunuh diri hanya didasari cekcok dengan sang kakak. Lantaran, konflik antara kakak dan adek memang suatu hal yang biasa terjadi. Terlebih yang diributkan bukan sesuatu hal yang besar.
“Konflik kakak adik, ya biasalah. Gitu aja. Kayak gak boleh pulang malam, namanya kakak sayang sama adik ya diingetin. Tapi standar malam disini beda ya sama di kota, kalau disini itu malam itu jam 8 aja udah dicariin. Tapi saya pikir kalau konfliknya hanya itu saja, motif bunuh dirinya terlalu dangkal. Makanya saya gak berani menyimpulkan, biarkan itu tugas polisi” tukasnya.
Korban ditemukan o|eh warga yang akan beraktifltas ke kebun pada Rabu (10/6/2020) pagi dalam keadaan api masih sedikit menyala. Meski saat ditemukan korban masih bernyawa, namun sudah tidak mampu tertolong karena luka bakar yang parah di sekujur tubuh.
“Ketemu sama warga yang mau berkebun, itu warga pun sempet bingung. Pas ditemukan masih ada api yang menyala. tapi masih hidup cuma sudah sakaratul maut. Lukanya sebadan, yang parah itu luka bakar bagian kepala. Gak sempet tertolong, korban meninggal di lokasi dan Iangsung dibawa ke rumah,” tandasnya.
Saat ini, kata Asep, kasusnya masih dalam penanganan pihak Kepolisian Resort Kota Cilegon. Namun jasad korban sudah Iangsung dikebumikan karena pihak keluarga merasa keberatan jika dilakukan proses otopsi terhadap jasad korban.
“Keluarga korban membuat surat pernyataan, untuk segera dikebumikan. Tapi ada juga disitu tertulis kalau dikemudian hari ditemukan novum baru terkait kematiannya. Maka siap dilakukan otopsi, dibongkar kembali makamnya,” tandasnya.(Aden)