Soal Bank Banten, Tokoh Masyarakat: Kebijakan WH Tidak Tepat
Gubernur Dianggap Kurang Bersinergi Dengan Kabupaten dan Kota
ATMnews.id,Serang-Keputusan Gubernur Banten memerger Bank Banten ke Bank BJB dinilai banyak pihak tidak tepat, karena akan mematikan Bank Banten. Ditambah lagi dengan pemindahan Rekening Kas Umum Daerah (RKUD) Provinsi ditengah pandemi covid-19.
Praktisi Perbankan H Embay Mulya Sarif mengaku prihatin dengan kondisi Bank Banten saat ini.
“Sekarang ini yang kita butuhkan adalah komitmen dari gubernur, kemudian Wali Kota dan Bupati se Provinsi untuk bersama-sama menyehatkan Bank Banten. Suka tidak suka bank ini harus dipertahankan,” ucap Embay saat ditemui di rumahnya, Rabu (3/6/2020).
Ia menambahkan, Sekarang Bank itu perlu ditransfusi dengan disuntik modal, karena Bank merupakan lembaga usaha yang sangat sensitif parsaingannya, resikonya tinggi dan sangat berpijak terhadap rush.
“Mau tidak menyehatkan Bank Banten dengan cara mentransfusi. Uang itu dalam dunia perbankan seperti darah dalam tubuh manusia,” katanya.
Mudah-mudahan, katanya, kabupaten kota bisa bersama-sama komitmen menyuntik modal. Namun, menurut Embay saat ini Pemprov dinilai kurang bersinergi.
“Saat inikan yang menyimpan di Bank Banten cuma Pemprov. Seharusnya gubernur merangkul kepala daerah di bawahnya agar menyimpannya di Bank Banten,” katanya.
Tokoh Banten ini juga menyayangkan langkah yang diambil Gubernur dalam merger dan pemidahan RKUD tersebut yang dinilai tergesa-gesa dan di tengah pandemi covid-19
“Bank Banten itu kan milik Pemprov, kalau pemiliknya saja sudah tidak mempercayai, apalagi orang lain. Makanya wajar kemudian terjadi rush money dan kepanikan yang luar biasa di masyarakat, apalagi kondisinya di tengah covid dan mau lebaran, dimana masyarakat membutuhkan uang,” katanya. (Mg-Dra)