Anak Usia 7 Tahun di Tangsel Menderita Tumor Ganas
Bernapas Pakai Selang
ATMnews.id, Tangsel-Moh Boni Alpiyanto seorang bocah laki-laki kelahiran 25 April 2013 pasangan Boy Nalriska (38) dan Anita (36), warga di RT 03 RW 01 Kelurahan Pondok Pucung, Pondok Aren Kota Tangsel menderita tumor ganas.
Awalnya indera matanya normal sekarang tidak bisa melihat, dan sekarang hanya bisa bernapas lewat tenggorokan lewat lubang buatan, karena mulutpun sudah tidak berfungsi, sedangkan telinga masih berfungsi.
“Saya kangen dia saat main dan aktif sama siapapun,” ucap anita mengawali cerita sakit yang diderita anak bungsunya dari 4 anak ini kepada atmnews.id, Minggu (31/5/2020).
Tumor ganas stadium 3, yang diderita anaknya tersebut berawal dari sakit gigi dibarengi pusing kepala pertengahan Februari 2020.
Saat diperiksa bidan klinik hanya sakit panas dalam dan ada pecah pembuluh darah di hidung karena Alpin mimisan terus.
“Setelah si dedek tidak sembuh juga, akhirnya kita disarankan bidan agar dibawa ke THT RS Aji Darmo Rangkasbitung Kabupaten Lebak, dan kita baru tahu kalau dedek kena Tumor,” kata Anita.
Lantaran RS Ajidarmo tak dapat menangani Alpin. Kemudian dirujuk ke RS Cipto Mangun Kusumo Jakarta.
Di THT Ankology dewasa RSCM pertengahan Maret 2020, diperiksa dan pemasangan buat makan (NGT) di mulut karena hidung sudah tersumbat.
Diperbolehkan pulang selama dua hari, kemudian setelah itu masuk kembali dan langsung dirawat inap. Selama 3 Minggu dirawat inap. Lalu mendapat tindakan pemasangan Vaksetomi buat napas di leher di ruangan PICU beberapa hari. baik. Namun Alpin selalu pendarahan, dan kembali lagi ke RSCM dirawat kembali.
“Karena demam, dia terlambat untuk dipasang, harusnya kan ada puasa dulu. Dan setelah demamnya turun, barulah Kemoterapy pada minggu pertama, dan minggu kedua,” terang Anita.
“Pihak rumah sakit menyarankan lebih baik dirumah, mungkin lebih memprioritaskan pasien sama keluarga ini, mungkin mereka mengkhawatirkan kita terkena wabah Covid-19 disana,” ucapnya.
“Mereka sih cukup baik merespon kita, kalau ada apa-apa memang masih tanggungan RS,” tegasnya.
Lanjut Anita, Alpin masih Sekolah Dasar Kelas 1, berat badan awalnya 23 Kg, saat masuk RSCM 15 Kg, kemudian saat ini meningkat 15,6 Kg. Cita-cita Alpin menjadi ustad. “Karena kebiasannya pun saat ini makan walaupun hanya bisa dengan cairan susu lewat selang lambung aturan rumah sakit, masih mau berdoa isyarat tangan dan maksa mau wudhu sholat sambil nunjuk kamar mandi, Karena ngga mungkin dengan kondisi mukanya, Saya hanya mampu merayu sholatnya baca doa saja,” terangnya.
Sebelum Alpin sakit, Anita mengaku bekerja sebagai Asisten Rumah Tangga, sementara sang suami profesinya sopir angkot. Mempunyai 4 anak masih sekolah semua, tingkat SD hingga SMK.
Keduanya masih ber KTP Lebak Banten meski sudah 4 tahun tinggal di lingkungan Pondok Pucung, Tangsel ini.